PULI TEMPE PECEL PROLIMAN PONJONG

Suharyadi 17 Maret 2022 17:43:20 WIB

Jenis jajan pasar khas Proliman Ponjong Gunungkidul sangat beragam, mulai dari yang rasanya manis, asin, hingga pedas. Bahkan, jajanan-jajanan tradisional ini sekarang sudah dibuat dengan berbagai varian rasa yang kekinian.

Jenis jajan pasar tradisional dan kekinian bisa menjadi camilan di kala santai. Selain rasanya yang enak, bentuknya yang unik membuat banyak orang selalu tertarik. Ditambah lagi harganya juga pas di kantong.

Suasana jalanan di kawasan Proliman, tepatnya di Jalan Poncodirjan, Genjahan, Ponjong, Gunungkidul tampak ramai. Terlihat antrean panjang di sepanjang jalan Proliman sebagai pusat jajanan tradisional. 

Banyaknya warung yang menjajakan aneka kuliner di sini, membuat kawasan Proliman juga dikenal sebagai pusat jajanan tradisional di Kabupaten Gunungkidul, khususnya di Kecamatan Ponjong.

Makanan itu ditaruh dalam sebuah nampan dan tenggok yang dilapisi daun jati. Beberapa jajanan tradisional, mulai dari pecel sayur sambal kacang, puli tempe, entho, tape goreng, tahu, hingga bakwan, tumpah ruah di atas tampah.

Ada pula bakmi jawa, ronde Mas Yono, sate bakri, roti bakar, bubur kacang ijo Madura, dsb

Meski di dalam warung tersedia meja dan kursi untuk makan, tetapi mayoritas pengunjung membeli cemilan ini sebagai oleh-oleh atau untuk disantap di rumah.

Buka setiap sore, mulai pukul 15.00-19.00 WIB. Setiap akhir pekan, tidak sedikit para wisatawan dari luar daerah yang mampir ke proliman untuk membeli oleh-oleh legendaris Gunungkidul ini.

Puli sendiri merupakan pacitan, camlikan, atau camilan khas Gunungkidul yang cukup familier di kalangan masyarakat. Makanan yang bentuknya mirip nasi ketan ini berbahan dasar nasi yang dipadatkan menggunakan bahan pengenyal. Bisa dikatakan bahwa puli adalah makanan pengganti nasi. Untuk itu, sama seperti fungsi nasi, kudapan ini biasa dinikmati dengan beragam jenis lauk, seperti tempe, tahu, serundeng (kelapa parut goreng), dan aneka jenis gorengan. Kendati demikian, secara umum masyarakat Gunungkidul biasa menikmatinya dengan tempe dan pecel.

Sejak dahulu, puli tempe di kawasan Proliman Ponjong memang sudah terkenal. Tentu saja, hal ini tidak lepas dari peran seorang Mbah Kunci yang dianggap pertama kali mempopulerkan puli tempe di Gunungkidul, khususnya di Kecamatan Ponjong. Mbah Kunci sendiri sudah berjualan puli tempe sejak tahun 1950-an.

Setelah Mbah Kunci meninggal, bisnis puli tempe diteruskan Mbah Teduh. Masih mengikuti jejak Mbah Kunci, Mbah Teduh juga sering menjajakan pecel dan puli tempe berkeliling di kawasan Proliman. Semakin lama, puli tempe trah Mbah Kunci semakin dikenal luas oleh masyarakat, sepeninggal Mbah Teduh diteruskan Mbah Tomejo,

Mbah Tumejo sendiri merupakan anak dari Mbah Teduh. 

Tahun 2016 Mbah Tumejo meninggal dunia. Terus saudara kandung, anak, dan cucu-cucunya pada merintis usaha puli tempe sendiri-sendiri. 

Pengolahan makanan ini sudah sesuai rekomendasi dari Dinkes. Jadi, dijamin aman dan sehat.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung